Sudut Pandang: Uang dari Fanfiksi (Part 1)


Pernah melihat author yang menerbitkan fanfiksinya ke dalam buku fisik? Atau kalian pernah membeli buku fanfiksi author kesayangan kamu?

Jika sudah berarti SELAMAT, ANDA TELAH TURUT BERPARTISIPASI MENYEBARLUASKAN KONTEN HAK CIPTA.


Tindakan ini sering tidak disadari, padahal jika terus dilakukan bisa memiliki potensi yang sama berbahayanya seperti plagiator.

Memang gak dosa kok kalo mau menerbitkan karya sendiri. Tapi baiknya dicermati, tulisan yang mau diterbitkan itu melanggar ketentuan gak? Misal, kamu menerbitkan fanfiksi dengan tokoh yang sudah memiliki hak cipta seperti Harry Potter. Dari segi cerita, memang jalan ceritanya murni dari hasil pemikiran kamu dan itu menjadi hak cipta kamu seutuhnya, tapi tetap saja kamu pinjam tokohnya J.K. Rowling. Dan kalo kamu nekat mau terbitin fanfiksi kamu itu dan dijual ke toko buku terus ketahuan penulis aslinya, bisa-bisa kamu di penjara atas tuntutan penyebarluasan hak cipta dari segi tokoh.

Sudut pandang kali ini ditulis atas dasar aku yang geregetan sendiri sama author yang menerbitkan fanfiksi mereka ke dalam buku, yang berarti dilarang oleh peraturan undang-undang. Lagi, tulisan ini akan penuh kontroversi dan semoga author yang baca ini gak tersinggung ya.

Latar Belakang

Tsah, udah mirip tulisan makalah aja ya pakai latar belakang segala. Tapi memang ada banyak hal yang mendasari seorang author ingin menerbitkan fanfiksi mereka. Beberapa diantaranya sebagai berikut.

Keinginan menghasilkan karya dalam bentuk fisik (seperti buku). Mungkin jika stuck menulis di portal online aja khawatir untuk ke depannya tulisan mereka bisa kena plagiat. Meskipun dari beberapa aplikasi seperti wattpad dan asianfanfics tidak bisa mengcopy-paste tulisan sembarangan. Tapi ada beberapa trik yang bisa dilakukan agar tulisan itu bisa di copy (maaf De gak bisa bocorin, nanti banyak plagiator deh).

Ingin lebih produktif menghasilkan uang. Lagi-lagi uang 🎤

Alasan lain juga bisa dari keinginan dari pembaca itu sendiri. Melihat dari author yang punya potensi besar dalam menulis cerita, tentu para pembaca yang sejatinya fans a ka bucin fanfiksinya author tersebut ingin bisa menikmati karyanya melalui tulisan nyata yang dituang dalam buku.

Jujur, De pernah mendapat tawaran untuk menerbitkan fanfiksi ke dalam buku dan nyaris tergoda. 



De udah bilang kalo self publishing ini “haram” hukumnya tapi oknum ini ngotot kalau tindakan itu gak salah selagi kita gak merugikan penulis asli atau orang yang kita gunakan sebagai nama tokoh dalam ceritanya. Well, itu tetep tidak bisa Ferguso! 

Tawaran kedua datang baru-baru ini dari seorang agent yang menawarkan untuk mempublikasikan fanfiksi Even If I Die, It’s You ke portal online mereka, dengan iming-iming bisa menghasilkan uang. Sistemnya kurang lebih mirip koin di Webtoon.

Tapi balik lagi, fanfiksi yang De tulis kan pakai tokoh RPS (Real Person Slash) dan meskipun tokoh ini real alias orang beneran (Taehyung dan Jungkook), tentu saja gak bisa sembarang publish, because their belongs to Big Hit and I couldn’t take money using their popularity. 

Bagian ini nantinya akan ku bahas di part 2.

Kenapa Tidak Boleh?

Mengutip dari wicksn dalam tulisan rant book-nya How Not To Be Pro On Wattpad, terdapat peraturan UU No. 28 Tahun 2014 Pasal 43 poin d sebagai referensinya, termasuk referensi dalam tulisan sudut pandang kali ini.


“Pembuatan dan penyebarluasan konten hak cipta melalui media teknologi informasi yang bersifat tidak komersial dan/atau menguntungkan Pencipta atau pihak terkait, atau Pencipta tersebut menyatakan tidak keberatan atas pembuatan dan penyebarluasan tersebut.”


Melihat dari isi UU tersebut bisa diambil kesimpulan siapapun diperbolehkan menulis fanfiksi dan mempublikasikannya di portal online seperti ffn, wattpad, ao3, atau lainnya dengan menggunakan karakter yang sudah ada selama bukan untuk kepentingan komersil.

Lalu gimana kalo semisal masih berniat menerbitkan fanfiksi tapi bukan ke penerbit terkenal kayak Grame*dia alias self publishing?

Ya gak boleh, Bambank! Kan sama aja nanti ujung-ujungnya menghasilkan uang dari penjualan buku itu.

Nah, gimana kalo udah terlanjur basah terbit dan jatuh ke tangan pembeli?

Apa boleh buat, yang terjadi biarkanlah terjadi. Tapi kalo suatu saat bukunya dilihat oleh penulis asli yang punya hak cipta tokohnya, jangan nangis kalo nanti kamu dituntut secara hukum. 

Bagian tersulit itu memang membasmi para author dan publisher yang nackal-nackal ini. Mereka telah dibutakan oleh uang. Lagi-lagi uang (2) 🎤

Yang Boleh

Larangan diatas bukan berarti menutup peluang bagi siapapun untuk menjual tulisan mereka. Kamu masih punya kesempatan menerbitkan karya dengan cara mengganti nama tokoh. 

Sebagai contoh, author webtoon Our Omega Leadernim menggambar tokoh yang mirip dengan Taehyung dan Jungkook karena terinspirasi dari the real person dan menjual karyanya di Patreon. Tapi dia mengganti namanya sehingga hal itu tidak akan menimbulkan konflik hak cipta untuk ke depannya. 

Khusus untuk buku, mengutip kembali dari wicksn, beberapa author yang menerbitkan buku dan mengganti nama tokohnya yaitu Anna Todd atau E.L. James.

Tokoh Our Omega Leadernim yang mirip member BTS
Terakhir untuk penutup, melalui tulisan ini De sama sekali gak berniat menjatuhkan siapapun. De cuma mau kasih advice kalo sebenarnya hal yang kayak gini bisa kita hindari loh! Seandainya nanti kalian menemukan case yang sama lalu kalian gak bisa kasih warning ke authornya, setidaknya kalian bisa kasih warning ke sesama pembaca sebagai tindakan pencegahan dini //udah kayak iklan aja//. Supaya pembaca tidak mendukung author dalam membeli karya mereka untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta.

2 komentar:

  1. Susah di bilangin author-author di wattpad. Fandom naruto apalagi :( marak banget self publishing. Mana harganya hanpir mencapai 300K. Saya sudah pernah bilangin ke salah satu author. Twpi berujung di bully,dibilang ga mampu belilah. Bukan gamampu beli. Masalahnya penerbitan fanfiksi gini ga ada payung hukumnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Miris sama author dan penggemarnya yang cuma mementingkan keuntungan pribadi. Hanya karena ceritanya bagus, mereka sampai bucin dan rela beli. Mereka belum kena batunya aja. Btw aku salut sama kamu yang mau speak up, aku juga pernah seperti itu. Tetap semangat!!!

      Hapus