Tidak
dapat dipungkiri kalau semakin hari semakin banyak penulis yang mencoba mempublish
karya mereka di sebuah forum komunitas yang menyediakan fasilitas bagi para
penggunanya untuk menulis.
Sebagai
pemula pastinya kita butuh banget masukan dari para senior yang karyanya sudah
melalang buana. Tsah.
Tapi
kadang De suka bingung, banyak author, baik itu pemula maupun yang sudah cukup
lama berkarya punya cerita yang bagus banget tetapi reviewnya sedikit. Di sisi lain ada yang baru menulis
tetapi dia langsung mendapat review yang banyak.
Cerita bagus tapi kok review sedikit?
De
coba telusuri.
Ternyata
begini, De iseng menyortir beberapa cerita yang memang menurut De bagus secara
bahasa/alur/penokohan dengan cerita yang /maaf/
kurang bagus dari ketiga poin tersebut.
Mereka
yang masih /uhuk/ payah dalam
penulisan mampu menarik perhatian pembaca hingga mendapat ratusan review justru
menempatkan ceritanya pada rating keras alias rated-M atau trigger warning di AFF.
De
tidak mau sebut judul, yang jelas ada banyak cerita dewasa yang menampilkan
konten seks secara eksplisit sehingga menggundang ketertarikan bagi kalangan
pembaca.
Mostly they are
comment like this…


De
sering menulis rated M, tapi masih payah dalam urusan menulis smut. Kalaupun iya,
De sendiri lebih suka menulis secara tersirat. Padahal rated M yang De tulis
ini bukan soal konten seks tetapi lebih mengarah kepada gore, dirty talk atau umpatan
kasar, dsb. Jadi suka banyak yang ketipu deh.
Usia
remaja adalah usia yang paling riskan soal seks, dimana mereka memiliki rasa
keingintahuan yang cukup besar. Well itu hal yang wajar kok. Dengan mudah mereka bisa
mengakses lewat video, termasuk bacaan fiksi.
Kalau
boleh jujur, De juga pernah baca rated M kok dan sebenarnya agak ngeri juga sama yang berbau eksplisit. Ya gimana gak ngeri woy. Baca bias sendiri anu-anuan.
I prefer read implisit content, karena membuat imajinasiku bisa jadi lebih liar
/loh(?)
But it's their due, tidak ada yang berhak melarang. Asalkan tau batasannya sebagai pembaca, jangan sampai mengotori hati dan pikiran.
Review tak berfaedah
Sebenarnya De juga paling gak suka sama yang suka review isinya NEXT NEXT NEXT aja. Contohnya kayak gini nih...


Sumpah, demi apapun
review kayak gitu gak penting tauk! Hehehe /canda/
tapi kalau mau di bandingin sama cerita berbahasa inggris, para pembacanya jauh
lebih aware terhadap apa yang
ditulis oleh kita. Yah secara pola pikir orang indonesia sama luar negeri
berbeda ya.
De
coba telusuri lagi apa dan kenapa.
Seperti
yang disinggung tadi, ini soal pola pikir dan bagaimana para pembaca
mengekspresikan
apa yang mereka tangkap dari tulisan kita. Pembaca fanfik indonesia
adalah mereka yang masih berusia di bawah umur yang notabene belum bisa
berpikir jauh. Mereka kesulitan menuangkan apa yang
mereka pikirkan ketika membaca sebuah tulisan. Kemungkinan pembaca suka
dengan cerita tapi
(1) enggan untuk memberi komentar; (2) malas berkomentar; (3) bingung mau
komentar apa.
Ini berlaku untuk cerita yang udah tamat juga, mostly they are only write a review in last chapter, with or without giving vote.
De mencoba menggolongkan beberapa siders dari pengguna forum komunitas online yang sering digunakan untuk mengakses cerita.
Mau berbagi cerita, salah satu fanfik buatan De yang berjudul Kim's Family ini yang katanya sih paling banyak di sukai pembaca.
Bukannya sombong tapi tiap chapter yang baca ratusan, sedangkan review? Hell, gak sampai hitungan kesepuluh di tiap chapternya.
De pernah iseng posting tulisan begini...
Abis itu banyak yang bales, intinya mereka gak setuju dan kebanyakan yang jawab ini adalah mereka yang siders.
Terus De masih mikir lagi, walaupun laptop lagi rusak akhirnya tetep nulis di ffn (itupun boleh pinjem laptop kakak).
Nah pas posting chapter baru, yang siders ini nih malah gak muncul lagi.
Ada pula yang memberi review detil sekali, sampai hal yang kecil pun dibahas. De iseng klik profilnya ternyata doi author senior. Waduh langsung mental breakdown! Beberapa cerita De ada yang di review sebegitu detilnya sama pembaca dan memang kebanyakan dari latar belakang mereka adalah sama-sama kalangan penulis. Seperti sudah mengetahui ranah-nya, mereka lebih gampang kasih review karena udah biasa menulis.
Ini berlaku untuk cerita yang udah tamat juga, mostly they are only write a review in last chapter, with or without giving vote.
Silent reader
Para penulis pun sudah tidak asing mengenal istilah ini. Dengar kata-katanya saja udah bikin sensitif, pokoknya anti banget deh!De mencoba menggolongkan beberapa siders dari pengguna forum komunitas online yang sering digunakan untuk mengakses cerita.
- ffn : pembaca memfollow story, udah gitu gak pernah review.
- wp : pembaca adding story ke reading list, tapi gak pernah kasih voment.
- aff : pembaca subsribe story, udah kelar baca di unsubscibe.
Mau berbagi cerita, salah satu fanfik buatan De yang berjudul Kim's Family ini yang katanya sih paling banyak di sukai pembaca.
Bukannya sombong tapi tiap chapter yang baca ratusan, sedangkan review? Hell, gak sampai hitungan kesepuluh di tiap chapternya.
De pernah iseng posting tulisan begini...
"kayanya udah gak bisa nulis di ffn lagi, kalo kim's family pindah ke wp gimana?"Tapi beneran emang waktu itu kondisi lagi gak memungkinkan. De lagi skripsian, laptop rusak, kalo mau ngedraft pun bisanya di email.
Abis itu banyak yang bales, intinya mereka gak setuju dan kebanyakan yang jawab ini adalah mereka yang siders.
Terus De masih mikir lagi, walaupun laptop lagi rusak akhirnya tetep nulis di ffn (itupun boleh pinjem laptop kakak).
Nah pas posting chapter baru, yang siders ini nih malah gak muncul lagi.
Ada pula yang memberi review detil sekali, sampai hal yang kecil pun dibahas. De iseng klik profilnya ternyata doi author senior. Waduh langsung mental breakdown! Beberapa cerita De ada yang di review sebegitu detilnya sama pembaca dan memang kebanyakan dari latar belakang mereka adalah sama-sama kalangan penulis. Seperti sudah mengetahui ranah-nya, mereka lebih gampang kasih review karena udah biasa menulis.
Eh
tapi ada juga kok sesama penulis tapi dia hanya memfavorite atau follow tanpa
memberi review. Bahkan ada author senior yang vkook shipper follow cerita De terus
waktu cerita yang De tulis tamat, dia langsung unfollow 😢 Sedih sih karena dia jadi pembaca
hantu, tanpa memberi masukkan sebagai senior. De mencoba positive thinking aja,
mungkin dia kurang ekspresif atau parahnya
lagi, doi gak berani review karena tulisan De lebih bagus /ditimpuk galon/
Lagian
nyebelin sih baca2 tapi langsung unfollow pas ceritanya tamat. Itu kan gak menghargai
banget 😢
Sekali lagi, mencoba positive thinking. Udah ada yang komen aja De udah bersyukur. Kembali lagi ke tujuan awal, kita
mau nulis karena apa? Menyalurkan hobi? Mau dapat review banyak? Iseng-iseng gesek berhadiah? /korban iklan/. Percaya deh, kalau memang cerita yang kamu tulis menarik, benar-benar
bisa membawa feel yang baik untuk pembaca,
pasti banyak deh yang minat sekalipun itu mereka yang siders. Tetap semangat ya, De juga masih banyak belajar
kok! 😉
0 komentar:
Posting Komentar